Udah lama ne fakum dari dunia blog, karena kesibukan di dunia nyata yang banyak menyita waktu. Demi teman bloger kali ini saya mau posting sebuah cerita singkat yang merupakan titipan dari seorang teman. Karena saya sudah janji untuk mempostingnya walau agak telat. ok judulya “It came over me in a rush”
When I realize that I love you so much
That’s sometime I cry but I can’t tell you why
What I feel why I feel inside . . .
Namaku Andini Putri Rianti, orang dekat kerap memanggilku dengan nama Andini. Usiaku sekarang 16 tahun. Hobiku membaca novel, menulis dan mendengarkan lagu. Salah satu lagu favoritku adalah in a rush dari backstreet boy. Dalam sehari aku bisa memutar lagu itu 3 kali sehari, seperti minum obat kata sahabat baikku Kitara. Dan teman kelasku sering complain kalau aku suka memutar lagu itu di kelas. Cuma kitara yang mengerti mengapa aku suka sekali mendengar lagu ini.
“Ra, malam ini menginap dirumahku ya? Ajakku pada kitara.”
“Boleh, sekalian kita mengerjakan tugas Din, tugas kita banyak sekali.”
“Oke bos, nanti aku jemput kamu sore ya. Aku duluan ya Ra. Stop depan mang, kataku pada supir angkot.”
“Iya, sampai ketemu Din.”
“Ibu, malam ini tara menginap di rumahnya Andin ya?”
Ibu belum menjawab, masih sibuk membereskan masakan di dapur.
“Kami banyak tugas sekolah, bu. Yang harus dikerjakan secara kelompok. Lagian ini kan malam minggu bu? Tara bosan kalau di rumah enggak ada teman. Gerutu kitara.”
“Hmm, iyaa boleh. Tapi besok pagi sudah harus pulang ya? Dan janji sama ibu benaran mengerjakan tugas? Nanti ibu telepon lo ke rumahnya Andini.”
“Oke deh, ibu memang paling baikkk sedunia, cantik dan tidak sombong. Puji kitara.”
Sore hari di rumah Kitara. . .
“Assalamualaikum. Ting tong, ting tong,, Andini memencet bel di rumah Kitara.”
“Waalaikumsalam. Ibu kitara keluar membukakan pintu.”
“Tante, tara nya ada? Tanya dini sambil mencium punggung tangan ibu kitara.”
“Ada lagi beresin perlengkapannya di kamar, ayo masuk dulu sayang.”
“Tara, udah bilang kan tante mau nginap di rumah dini mala mini?”
“Udah, dini mau minum apa? Atau mau makan dulu sama tara, tante buat bakso nih.
“Makasih tante, tapi dini masih kenyang tadi dari rumah udah makan dulu.
Ohh yaudah tante bukusin aja ya.?
Iya deh, terserah tante kalau enggak ngerepotin
15 menit kemudian . .
Ibu, kami pamit dulu yaa..
Iyaa hati_hati ya sayang.
Malam hari di rumah Andini. . .
It came over me in a rush
When I realize that I love you so much . . .
“Din, kenapa sih kamu suka sekali lagu itu?”
Kamu kan tahu sendiri Ra, ini lagu punya makna dalem banget buat aku.
Iyaa tawuuu cintongg, tapi kenapa? Kamu suka sama seseorang ya?
Hmmm, kasih tawuu enggak yaa?
Kasihh tawu laa, masak kamu main rahasiaan sama aku?
Sebenarnya aku memang lagi suka sama anak kelas sebelah.
Hah, tuh kan benar. Siapa sih Din?
Dia . . . …………………………………………………………………
Dia siapa?
Atau jangan_jangan mang udin ya? Hahahhaha
Husss, enak aja.
Si Heri anak baru itu ya yang suka tidur di kelas, wkwkwkwk
Bukan.
Jadi siapa dong Ra? Aku penasaran banget ni. Terharu juga kasihan liat kamu nangis terus abis denger lagu itu. Aku juga bête sama teman_teman kelas yang suka rese” protes sama lagu kesukaan kamu. Walaupun jujur kadang aku juga bosan dengernya, heheheh.
Idihhh, sama dong kamu dengan mereka, huuuuuu, keluh Andini yang matanya masih memerah setiap mendengar lagu mellow itu.
Ya enggak lah, aku peduli sama kamu Din. U know me la. Heheh
Kamu ingat Aang enggak?
Aang yang sering kamu certain ke aku waktu aku masih di Bandung ya?
Iyaaa. Jawabku sambil nyengir.
Ya, ampuuunnn kok aku bisa lupa sih. Kamu juga sih kenapa udah 2 minggu aku pindah sekolah ke sini belum kamu kenalin? Pasti kamu takut aku suka juga yaa, ya enggak la din.
Apaan sih. Ucapku tersipu malu sambil memandang jauh ke luar jendela. Dan tak terasa bulir halus itu mengalir lagi. Aku menangis.
din, kok kamu nangis? Aku Cuma becanda doing kok.
Enggak apa kok Ra.
Yaudah berenti nangis ya, terus apa hubungan Aang sama lagu itu? Yang bikin kamu mewek tiap dengar lagu itu. Kalau kamu suka seharusnya bilang dong sama dia. Jangan dipendam gitu.
Enggak bisa, Ra. Aku terisak semakin dalam.
Kenapa enggak bisa Din? Aku bantuin ya? Atau si Aang udah punya pacar?
Dia enggak pernah pacaran, setau aku Ra.
Laa terus apa masalahnya Din? Tinggal bilang kan, beres.
Masalahnya Aang udah pergi Ra. Hiksssss, hiksssss.
Pergi kemana? Pindah sekolah? Ke luar kota? Yaudah kamu bisa message atau telepon dia kan.
Enggak bisa, taraa. Aku enggak bisa. Menangis semakin jadi akunya.
Yaudah, cups, cup, cup. Diem ya saayang. Mana nomer rumahnya biar aku yang ngomong.
Aku Cuma bisa terdiam, tak dapat mengatakan yang sebenarnya pada katara sahabatku. Hanya butuh waktu sekian detik tara sudah menemukan kontak aang di ponsel ku. Tutt, tutt, tutt.
Halo, assalamualaikum?
Waalaikumsalam, iyaa ada apa Dini malam begini menelpon tante? Jawab wanita di seberang sana.
Emm, boleh Dini bicara dengan Aang tante? Tanya tara dengan sopan.
Aang?? Tanya tante kebingungan. Kuambil ponselku dari tangan tara yang ikut bingung.
Maaf tante, dini Cuma lagi kangen aja, jadi pengen nelpon tante, tante apa kabar?
Baik, saying. Cuma tante kadang kesepian kalau om lagi dinas keluar kota belakangan setelah Aang meninggal. Main la dini kesini kalau lagi libur sekolah ya.
Iya tante. Salam ya tante untuk om. Lain kali dini main ke rumah. Selamat malam tante.
Malam. Telpon ditutup.
Jadi, din aang udah meninggal?? Tanya tara bingung.
Iyaa raa. Hiksssssssss. Menangis di pangkuan tara.
Sabar ya saying. Sambil mengelus sambut dini.
Tapi kamu udah sempat ngasih tau dia kan Din kalau kamu suka sama dia?
Belum ra. Dan dia enggak akan pernah tahu. Hikss…
Sabar ya saying, kami menangis berangkulan.
by: Ranisa