Jawaban Atas Pertanyaan Ku (Surat Ku Part-8)

Hari ini tersentak hati karena sebuah jawaban atas ribuan pertanyaan yang selama ini belum terungkap.

Mengapa ku harus berjalan sejauh ini

            Mengapa harus terlebih dahulu hati menerima sebuah goresan

            Untuk mendapatkan sebuah kata dari ketulusan

Ternyata tanpa kusadari, tanpa ku menolehkan sedikitpun pandangan mata. Ada seseorang yang dalam diam dan senyumnya. Ia begitu menyayangi tanpa harus dengan ucapan dan tanpa harus bertatap mata, apalagi bertemu pandang. Ia dengan yakin mengatakan kepada hati kecilnya bahwa dia telah memilih aku.

Ukhi, kenapa tiada dari dulu engkau ungkap rasa ini. Hingga tiada perlu kau biarkan diriku yang berjalan tanpa arah tujuan pasti. Selama itu kau pendam rasa cintamu atau itulah caramu mencintai seorang hamba.

Apakah Tuhan sengaja menguji hamba ini

            Kau ingin menempah diriku hingga diri siap menerima hadiah Mu

            Terima kasih ku Tuhan. Atas semua rintangan dalam setiap langkah perjalanan ku.

Mata hatiku telah terbuka kini. Ia yang selama ini kucari tiada ku duga, ada dan selalu ada didekat ku. Ukhi, yang sangat sabar menantiku pulang dari kelukaan yang amat pedih, karena hatiku sudah tergores dan terluka.

Ukhi, engkau bersedia mengobati sebuah luka yang mendalam. Engkau jaga hatimu hanya untuk menungguku pulang. Maaf diriku tiadda melihat dirimu yang selama ini selalu ada di sekitarku, selalu meneteskan air mata disetiap doa mu dan berharap diriku baik-baik saja.

Sekali lagi terima kasih atas semua kesabaranmu. Kini kupercaya misteri Tuhan yang tiada terungkap hingga hamba-Nya membuka mata hati.

Kuyakin perjalananku berhenti dikamu.

21 November 2013.

Wj. Kastra

 

Aku Menantimu Di Pintu Surga (Suratku Part-7)

Potongan demi potongan sisah file surat kucoba tuliskan di kategori khusus surat ku bagian-7 adalah ptongan terakir yang kutemukan kembali di Bulan Januari 2013, kutulisakan diblog ini agar kelak dirimu mudah mencari sisah kenangan dariku:

Dear Sayang,,

Dalam cobaan yang memaksa diriku untuk berbaring tak berdaya di kamar ini
kupaksakan diriku untuk menggoreskan tinta ini sebagai ungkapan rasa sayang yang teramat sangat padamu
berat rasanya jari ini mengayun menuliskan kata demi kata karena rasa ini tak bisa diukur dengan tinta dan berbaris kata-kata

Adinda..
bertahun-tahun sudah cinta ini
dan selama itu pula rasa cinta dan sayang ini terhantam badai silih beganti
bukan….bukan dinda…
aku bukanlah seorang pengecut seperti yang kau tuduhkan padaku selama ini
dan aku bukanlah seorang penyiksa batin dan perasaan
sungguh…….
mengapa engkau tak mengerti itu

Adinda..
saat pertama kali kita bertemu Dua Puluh Tiga Maret Dua Ribu Dua Belas
aku telah memutuskan untuk bangkit dari keputusasaan atas ketidak berdayaanku melawan semua derita kekecewaan yang tiada tara.
dan kau pun tahu itu
bersama kita bangkit meraih sinar rembulan dalam satu ikatan
karena sesungguhnya sejak hari itulah hati dan jiwaku telah terisi olehmu
kehadiranmu memberikan semangat baru bagiku, pengobat rasa sakit ku, hingga aku mampu bertahan hidup sampai dengan sekarang ini.

Dinda…
ku kecup keningmu dengan tetesan airmata ketika kau sakit
ku coba membela mu dikala kau tak berdaya
kubelai rambutmu hingga kau terlelap dalam tidurmu
ku doakan dirimu disetiap shalatku agar engkau bisa kembali pulih seperti sedia kala
ku ingat dirimu dikala kau jauh
ku ingat kata-kata mu disetiap hela nafasku
walau kau tak tahu itu

Namun adinda..
mengapa kau hentikan detak jantungku ?
mengapa kau gempur aku seolah aku ini seorang penjahat ?
mengapa kau siksa aku seolah aku ini seorang tawanan perang ?
tidak ada kah sedikit rasa iba itu ?

Adinda..
jika aku sudah tiada kelak
janganlah kau biarkan air matamu membasahi manis pipimu
karna aku sangat menyukai indah pipimu itu
biarkanlah diriku pergi dengan membawa sejuta kenangan indah saat bersamamu
jika raga ini hancur berkalang tanah, biarlah
tapi dirimu akan selalu ada sampai Tuhan mempertemukan kita kembali dialam surga
biarlah semua ini berjalan seperti apa adanya karena ini adalah takdir dari Sang Pencipta yang tak bisa aku tolak

Adinda..
terima kasih atas semua kebaikan dan ketulusanmu selama ini
terimakasih atas kenangan yang telah kau beri
terima kasih atas kehadiranmu dihatiku hingga akhir hayatku
karena jauh didalam lubuk hatiku berkata bahwa engkaulah wanita terindah yang pernah ada didalamnya
dan do’akan aku adinda…

Oh Tuhan…
lindungi dan sayangi adindaku
jagalah dia selama aku tak ada disisinya
bahagiakanlah dia karna dia pantas bahagia

Adinda…
aku menantimu dipintu surga

salam…..

Ijinkan Aku Melupakanmu (Suratku Part-6)

Potongan demi potongan sisah file surat kucoba tuliskan di kategori khusus surat ku bagian-6 yang kutemukan kembali, kutulisakan diblog ini agar kelak dirimu mudah mencari sisah kenangan dariku:

Dear Sayang,,

Ijinkan aku belajar melupakanmu. Aku yakin, kau pasti menginginkan aku mempelajari itu. Namun aku ragu, benarkah tidak ada setitik cinta pun di hatimu terhadapku. Setelah semua kenangan yang kita ciptakan. Setelah semua memoriku terisi oleh namamu.

Maafkan aku jika membuatmu tersakiti. Katakan saja jika memang iya, karena aku bukan orang yang mampu mengerti letak dimana salahku.

Mengapa hanya diam. Mengapa hanya mengacuhkan. Atau memang begitu caramu untuk mencampakkan?

Aku sadar. Mungkin dalam perjalanan panjang kita pun engkau telah tersadar. Aku tak pantas untukmu. Aku hanyalah serpihan debu yang tak berarti, sedangkan engkau laksana puteri bagiku. Jujur, aku selama ini tersilau.

Apa hanya cukup dengan maaf? Lantas kau pergi meninggalkan aku seolah tak pernah terjadi apa-apa diantara kita. Semudah itukah kau melupakan.

Jujur, jalan pikiranmu tak pernah kumengerti. Baru semalam engkau berkata suka, paginya kau campakkan aku dalam kesepian.

Sekarang, ijinkanlah aku belajar melupakan. Melupakan semua kenangan yang ada dalam memori ini. Melupakan semua tawamu, melupakan semua kebaikanmu, melupakan semua tatapan itu. Ijinkanlah aku buyar dalam hitam pekat tak bermasa yang kan selalu abadi.

Dulu, kau menarikku dari kesepian. Engkau ibarat cahayaku dalam kegelapan. Sekarang, setelah takdir kita selesai, aku kan kembali berada dalam gelapku tanpa cahayamu.

Aku heran, kemana dulu ucapan-ucapan mu tentang “telah kutemukan kekasih sejatiku.” Aku ingin mendengarkannya untuk terakhir. Lalu menutupnya dalam peti yang tak akan pernah kubuka lagi.

Haruskah aku menjadi paranoid dalam cinta? Belajar dari kisah bahwa cinta hanya ada untuk menyakiti. Belajar untuk menyakiti dahulu agar aku tak tersakiti?

Sumpah sayang, aku tak pernah menginginkan itu. Cukuplah aku yang berlinang air mata, tetapi jangan engkau. Kubiarkan engkau datang dan pergi sesukamu, namun jangan larang aku untuk terus menunggumu. Karena aku adalah lelaki matahari.

Tahukah kamu apa itu lelaki matahari? Sudahkah aku menceritakan kepadamu? Nanti, tunggulah nanti aku akan menceritakannya. Tunggulah saat itu agar engkau mengerti.

Di sini, aku terus menunggumu…

Menunggu sembari aku meringkuk dalam sepi. Sembari mengucapkan doa agar engkau bahagia. Tak perlu engkau mengeja lagi perasaan hatiku dan meminta maaf karena telah menyakitiku. Sebelum kau berkata itu, aku telah memaafkanmu.

Bahkan temanku heran melihatku betapa aku mencintaimu. Bahkan dia berkata, “Wen, sebenarnya apa lagi sih yang loe harapin dari dia? Hidup loe masih panjang Wen… masih banyak yang harus loe pikirkan. Bukan cuma dia!

Kejarlah mimpimu sayangku. Aku akan selalu mendukungmu, bahkan jika kelak engkau ingin meruntuhkan langit yang menaungi kita, aku juga akan turut berperang bersamamu.

Bahkan jika suatu hari engkau telah berhasil memilih pria yang akan berdiri di sampingmu. Bahkan jika pria itu bukan aku, aku tetap akan selalu mendukungmu selama cinta ini masih di dalam hati.

Jujur, aku ingin tak lagi mengganggumu. Aku sudah berusaha, tetapi selaksa rindu menyerangku. Maafkan aku yang terlalu mencintaimu. Maafkan aku yang tak sanggup menahan serangan itu. Tetapi sayangku, aku akan belajar. Aku akan belajar bagaimana cara agar aku tak mengganggumu lagi.

Maka, ijinkan lah aku melupakanmu. Ijinkan aku belajar melupakan semua kenangan tentang kita. Melupakan semua kisah yang terjadi.

Saat aku menulis tulisan ini, aku masih sangat mencintaimu walau ku tahu engkau tak lagi mencintaiku. Bukankah engkau pernah begitu arogan dan emosi saat kukatakan “sayang” dan engkau menjawab, “kak, Sudahlah, jangan pernah berbicara itu lagi, Adinda mau focus pada kerjaan, dan masih banyak yang adinda mau capai.

Wahai engkau yang melumpuhkan hatiku. Maafkan aku untuk semua salahku dan ijinkanlah aku belajar melupakanmu.

Andaikan aku boleh memilih, aku ingin kita tetap bersama. Tetapi sudahlah, aku rasa engkau tak akan mau. Ada banyak pria di sekelilingmu. Ada banyak pria yang lebih pantas untukmu daripada aku.

Sayangku, semoga engkau bahagia. Aku selalu berharap yang terbaik untukmu.

Belajar melupakan. Semoga ini mudah…!!!!!!!!!!!

 

Maaf, karena aku telah jatuh cinta padamu (Suratku Part-5)

Kesekian kalinya kutemukan kembali file surat lama, entah ini pernah kukirimkan kepadanya atau bahkan surat yang tak pernah dia baca. Tapi, bagiku tak masalah kucuba rangkai kembali urutan potongan suratku. Mungkin suatu saat bila kucari dengan mudah untuk kulihat kembali diblog ini:

Dear Sayang,,

Entah mengapa, rasanya cukup sampai di sini aku melangkah. Mungkin aku memang telah terlalu lelah. Mengejarmu, membangun mimpiku, memintamu menjadi pendampingku.

Aku juga tahu, kamu pasti telah bosan denganku bukan? Sudahlah, tak perlu mengeja perasaanku. Lebih baik kamu pikirkan tentang dirimu sendiri, tak perlu ragu untuk ucapkan salam perpisahan, mungkin takdir kita hanya cukup sampai di sini.

Andaikan aku dukun, aku cuma menginginkan satu keistimewaan. Aku ingin melihat paling dasar hatimu. Aku ingin melihat nama seseorang yang sedang engkau sembunyikan itu. Aku cuma menginginkan itu.

Aku pengganggu. Bukankah itu yang sedang engkau alami wahai Taman Surga-ku? Terlalu pengganggukah aku sehingga engkau mendiamkan aku tak menggubris. Engkau campakkan aku dalam keheningan dan kesunyian. Engkau campakkan aku dalam jutaan kemelut rindu.

Maaf karena aku telah jatuh cinta padamu.

Maaf bila rasa ini tak mampu kubendung.

Maaf jika cintaku ini hanya membuatmu sakit perut dan mual ingin segera meninggalkan aku.

Maaf bila aku tak mampu menyembunyikannya.

Maaf atas segala kecemburuanku. Jujur, aku mengerti aku tidak berhak untuk cemburu padamu toh aku bukan siapa-siapa. Untuk itu, ijinkan aku mengucapkan salam perpisahan.

Ada banyak pria yang lebih pantas untukmu. Ada banyak lelaki yang lebih berhak bagimu dan lebih berharta daripada aku. Ada banyak pria di luar sana yang mampu mencintaimu melebihi aku mencintaimu. Maka maafkan aku yang tak memiliki cinta lebih.

Bahkan cinta pun memiliki batas asa.

Bahkan cinta pun memiliki batas cemburu.

Yakinlah wahai engkau yang sedang kucintai, aku akan berhenti cemburu secepat aku berhenti mencintaimu. Selama cinta itu ada, tak akan pernah mampu ku tepis rasa cemburu itu.

Aku yakin, bagimu tak akan sulit untuk melupakanku. Ada banyak pria di sekelilingmu yang mampu untuk membuatmu melupakan aku. Namun ketahuilah, akan sangat sulit bagiku untuk melupakanmu. Maka sebelum rasa itu mengakar hingga pembuluh jantung, ijinkan aku menakar kembali perasaan itu. Ijinkan aku sejenak rehat dari sakit hati ini.

Dirimu adalah wanita terbaik yang pernah ku ketahui. Dari semua wanita yang pernah kucintai, kamu adalah yang paling kuinginkan untuk kunikahi. Namun sepertinya takdir kita cukup melangkah sampai di sini, sudah cukup! Ijinkan aku mengucapkan salam perpisahan.

Aku marah? Tidak! Itu sama sekali bukan kemarahan. Hanya ada milyaran rasa cemburu yang membelenggu hati ini. Rasa cemburu yang mungkin terlalu berlebihan menurutmu, namun itu adalah cemburuku yang telah ku tekan dan ku tekan lagi. Bukankah dulu aku pernah berjanji untuk tidak cemburu kepadamu, namun rasanya aku tak akan mampu menepati janji itu. Aku terlalu mencintai kamu.

Tidak apa-apa. Tak perlu menakar rasa hatiku ini. Tak perlu memikirkan diriku ini. Urus saja urusanmu. Biarkan saja hati ini terus bergelok, tak perlu kau hiraukan. Mungkin memang takdir kita cukup hingga sampai di sini.

Selamat berpisah.

Setelah kisah kita ini, kuharap kita masih akan terus merajut sebuah persahabatan abadi. Semoga ini adalah kisah terbaik kita dalam panggung kehidupan. Semoga Tuhan memberikan kisah-kisah terbaik bagi kehidupan kita.

Sebelum aku menutup surat ini, ada satu hal yang ingin kuucapkan kepadamu yang tak pernah mampu kuucapkan secara lisan. Lidahku selalu kelu dan dadaku bergemuruh hebat saat ingin mengutarakannya. Mungkin dengan tulisan segalanya akan menjadi lebih mudah.

Taman Surga, aku mencintamu. Aku mencintaimu…

 

Mudahnya Lidahmu Berucap (Suratku Part-3)

Kesekian kalinya kutemukan kembali file surat lama, entah ini pernah kukirimkan kepadanya atau bahkan surat yang tak pernah dia baca. Tapi, bagiku tak masalah kucuba rangkai kembali urutan potongan suratku. Mungkin suatu saat bila kucari dengan mudah untuk kulihat kembali diblog ini:

Dear Sayang,,

Terima kasih kau telah membaca surat ku sebelumnya, ku tak bisa bicara bila kau selalu berpaling dan tak mengangapku ada.

Walau apapun yang terjadi mataku takkan berpaling darimu. Sayang aku adalah orang yang selalu menepati janji apapun yang telah ku ucap akan menjadi tujuan dalam hidup ku. Kau adalah amanahku, tahukah kamu?  Kau selalu marah bila tiada kabar dari ku namun, saat ku kabari atau ku bertanya tiada pernah kau balas ku tak bermaksud mengganggu acara liburmu aaau bahkan acara keluarga maupun saat-saat kau ingin bertemu dengan teman-teman mu. Ku hanya ingin tahu kabar dirimu…

Lagi-lagi sayang dibalik itu ku rasakkan sakit lagi hati ini saat ku baca status dirimu di FB, kau bahkan dengan berani berjanji dengan orang lain,berkata dengan mesra I miss u, I love U,,, dll entah apa lagi ku tak sanggup membacanya. Kalau dengan wanita tak mengapa tapi kulihat dengan seseorang lelaki entah itu mantan pacarmu atau bahkan kekasih mu dulu tapi, tolong jaga perasaan ku  yang pasti jujur ku cemburu,,,!!

Coba kalau diriku yang bicara syukur-syukur dibaca,, itu baru di dunia maya sayang, bagaimana di dunia nyata?? Samakah??

Ku beranikan tuliskan surat ini  ku takut tak ada lagi kesempatan untuk mengatakan ini, karena entah besok akan adakah umurku lagi…..!!!!!!!

Cukup dulu dari ku sayang untuk curahan hatiku saat ini, tunggu bila diri ini sempat kan kukirim surat dariku selanjutnya….!!!

 

Dari diriku yang selalu merindukanmu,

 

Kacamata Yang Menyilaukan (Suratku Part-4)

Potongan demi potongan sisah file surat kucoba tuliskan di kategori khusus surat ku bagian-4 yang kutemukan kembali, kutulisakan diblog ini agar kelak dirimu mudah mencari sisah kenangan dariku:

Dear Sayang,,

Sayang, maafkan aku. Masih di bulan Juli 2012, menambah hati yang sudah terlanjur tersakiti emang bulan ini sepertinya adalah cobaan untuk ku agar lebih bijaksana dalam menyikapi segala hal. Sekali lagi ku dengar kata-kata bosan dari bibirmu tapi sungguh ingin ku bertanya tahaukah dirimu apa arti kata bosan itu? Apa yang telah kau lakukan agar tidak bosan?

Bulan yang selama ini selalu ku anggap special tapi tidak untuk kali ini, lagi-lagi masih dibulan Juli dengan entengnya kau menghapus kembali nama ku di profil nama FBmu.hal ini sepele tapi tahukah sayang sangat menyentuh hati kecil ini, banyak lagi terdapat perubahan yang sungguh dratis. Hanya dengan mengubah itu sekejap. juga teman-teman baik itu didunia maya maupun nyata langsung merespon sungguh aku sendiri pun blum tahu, mereka bertanya akan hubungan kita.

Ternyata dibalik semua itu banyak juga orang selalu memperhatikan kita. Aku pun bingung mau jawab apa?

Apakah ini Karena Kacamata..???

Mungkin setelah kau menggunakan kacamata kini kau sadari, barulah kau lihat ternyata lelaki yang selama ini ada dihadapan mu tak seindah bayanganmu. Kau menyesal  mengapa tak dari dulu kau berkacamata hingga dirimu takkan mungkin mau menyapa bahkan mengenal diriku.

Ku berterima kasih dengan demikian engkau dapat menikmati indahnya dunia ciptaan tuhan ini. Bismillahirrohmanirrohim Terbanglah bebas sayang, semoga engkau dapatkan lelaki yang menjadi impian mu. Aku lelaki yang tak berpunya, memang tak pantas kau jadikan pacar, sungguh pula diriku juga tak mau mencari seorang pacar karena yang ku cari adalah tulang rusukku yang hilang dia sosok pendamping hidupku,,,!!

Terima kasih walau kau tak  sengaja pernah mencintaiku,,! Ku harap kau selalu dalam lindungan Allah SWT..

Wassalam,,,,,,!! Ku kan teruskan perjalanan ku….!!!

Maaf Sayang (Suratku part-2)

Dalam halaman ini khusus kutuliskan sebuah kumpulan surat ku yang sudah ku kirimkan atau bahkan belum sempat terkirim, Namun kan tetapku tuliskan dalam halaman tersendiri dalam blog ini. Ku harap kelak bila ku tiada, dirimu bisa mencari kenanganku yang masih tersimpan tulisan-tulisan tak berarti ini.

 

Dear Sayang Selalu,

Tahukah kamu ada apakah dibalik diam ku ini, ternyata menyimpan sakit yang tiada pernah kau sadari. Kau hanya menuntut ini dan itu, agar ku begini dan begitu. Tapi entah kau sengaja atau bahkan tak sengajapun sunggguh ku telah maafkan.

Bukannya ku tak cinta akan dirimu lagi maaf ku memang lelaki yang tidak berani untuk berkata langsung padamu, karena kau seakan tiada menganggap ku ada.

Aku selalu memperhatikan dirimu sayang, tetapi apakah dirimu sebaliknya?

Dari awal bulan juli ku lihat sangat terasa perubahan pada dirimu entah apa sebabnya, yang kutahu kau telah menjauh dariku. Sampai dirimu menghapus namaku di Frofil akun FBmu, sungguh ini sangat menyakitkanku bukankah pertama kalinya engkau sendirilah yang mengubah status Profilmu bukan diriku,,,?

Namun , ku tetap sabar sayang tau kenapa karena ku cinta kau. Dari lahir ku hanya punnya satu hati dan itupun telah kuberikan kepadamu hingga takkan lagi kuberikan kepada orang lain.

Dariku yang selalu mencintai mu,

Bila kau ingin tahu lagi , Tungguh surat dariku selanjutnya sayang…..!

 

Diam adalah Caraku Mencintaimu (Suratku Part-1)

Dalam halaman ini khusus kutuliskan sebuah kumpulan surat ku yang sudah ku kirimkan atau bahkan belum sempat terkirim, Namun kan tetapku tuliskan dalam halaman tersendiri dalam blog ini. Ku harap kelak bila ku tiada, dirimu bisa mencari kenanganku yang masih tersimpan dalam tulisan-tulisan tak berarti ini.

Dear S,

Mungkin dihatimu pernah muncul pertanyaan, Mengapa diriku kini Diam?? bukan berarti diriku cuek kepada mu.

Tapi, Diam adalah caraku mencintaimu karena-Nya. Kulakukan untuk menjaga kesucian hatiku dan hatimu karena memang terjaganya kesucianku dan kesucianmu adalah tujuanku.

Ini adalah caraku mengasihimu karena-Nya. Kulakukan untuk memelihara suatu kehormatan, karena memang terpeliharanya kehormatanku dan kehormatanmu adalah cita-citaku.

Jikalau Allah tak menakdirkan tersampaikan indahnya rasa ini kepadamu di dunia ini dalam ridha-Nya, mungkin dunia bukanlah tempat yang tepat bagi cinta untuk saling bersemi. Tapi bisa jadi cinta itu akan bersemi di Surga-Nya. Karena ku sangat yakin, bahwa di akhirat kelak Allah akan menghimpun orang-orang yang saling mencintai karena-Nya. Dan diamku kini adalah caraku mencintaimu karena-Nya. Suci tak tersentuh. Bahkan syaitanpun tak pernah tahu.

Insya Allah

Jika kau belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang, cukup cintai ia dalam diam, Karena diammu adalah salah satu bukti cintamu. Kau ingin muliakan dia dan tidak akan mengajaknya menjalin hubungan terlarang, dengan tidak merusak kesuciannya dan penjagaan hatinya.

Karena diammu akan memuliakan kesucian diri dan kesucian hatimu, serta menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu.

Karena diammu bukti kesetiaanmu dengannya. Karena mungkin saja orang yang kau cinta adalah juga orang yang telah Allah Ta’ala pilihkan untukmu, Ingatkah kalian tentang kisah Fatimah dan Ali, yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan ? Sampai akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah.