MOTIVASI KERJA: BAGAIMANA MEMOTIVASI SEBUAH TEAM?

http://www.job-interview-site.com

Seperti akan sulit untuk memotivasi diri sendiri, orang lain dapat memotivasi bahkan lebih keras. Bagaimana Anda menginspirasi orang untuk bekerja bersama menuju tujuan tertentu? Tim Motivasi di tempat kerja merupakan tugas penting – tugas ini jatuh di pundak pemimpin tim.

Banyak pemimpin tim mengajukan pertanyaan – bagaimana cara mendapatkan hasil maksimal dari tim ini? Memotivasi karyawan untuk memberikan kinerja terbaik mereka dimulai dari metode dasar tim dan kinerja tim kerja.

Memotivasi Tim

Berikut adalah beberapa poin:
1. Mengapa memotivasi sebuah tim?
Apakah Anda pernah bertanya pada diri sendiri pertanyaan sederhana mengapa? Sebagai contoh:
• Mengapa Anda selalu fokus pada motivasi?
• Mengapa Anda ingin mengarahkan motivasi tim? Untuk apa alasan Anda ingin merangsang motivasi dalam kerja sama tim?
• Mengapa mereka “perlu” Anda untuk mendapatkan motivasi ekstra? Apakah mereka benar-benar harus termotivasi? Apakah itu perlu?
Jangan melewatkan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. Ini akan lebih bijaksana bila mendefinisikan kembali dan membentuk target Anda sebelum aktivitas apa pun diluncurkan.

2. Tentukan anggota tim Anda: tahu tim Anda – pilih mereka
Tak usah dikatakan bahwa memilih campuran bakat yang tepat , keahlian dan pemimpin tim akan memastikan bahwa pekerjaan yang mereka lakukan mengarah ke keberhasilan.
Dan campuran yang tepat dari orang-orang untuk setiap tim kerja tertentu adalah bagian paling penting dari proses.
Oleh karena itu, yang merupakan anggota tim Anda? Dengan siapa Anda akan pertempuran?
Membuat catatan dari – para pemimpin, bakat, pemrakarsa, hard-pekerja, para profesional, pencipta, para individualis, mereka yang dewasa / bertanggung jawab dan mereka yang benar-benar perlu arah untuk mendapatkan pekerjaan yang dilakukan. Melakukan penelitian Anda dan pilih campuran yang tepat.
Wawasan ini anggota tim Anda akan membantu Anda dalam memutuskan siapa yang membutuhkan motivasi ekstra dan bagaimana untuk memulai memotivasi anggota tim ini.

3. Apa yang memotivasi anggota tim?
Cari tahu apa yang memotivasi anggota tim Anda. Apa yang membawa masing-masing dan setiap dari mereka ke tingkat kinerja tertinggi?
Tanyakan kepada mereka – Apa yang mereka ingin capai di tempat kerja? Tanyakan kepada mereka secara teratur dan setelah Anda memahami kebutuhan profesional mereka dan tujuan Anda berada di jalur yang benar untuk mengetahui apa yang bisa memotivasi mereka.
Jika Anda memahami karyawan Anda, mereka akan lebih tertarik dalam memahami apa yang Anda inginkan dari mereka.

4. Tentukan tujuan dan tantangan
Tetapkan tujuan dicapai dengan mereka.
Berbagi visi Anda dengan anggota tim dalam rangka mendorong motivasi awal kerja sama tim:
• Apa tujuan tim & tantangan – jangka pendek dan tujuan jangka panjang?
• Mengapa tujuan-tujuan dan tujuan tidak lain?
• Bagaimana Anda ingin mencapai tujuan ini?
Fokus pada spesifik, tujuan yang wajar dan dapat dicapai. Beri mereka alasan untuk mendiskusikan tantangan dan sementara mereka Anda mungkin bahkan membiarkan mereka menetapkan tujuan bagi diri mereka sendiri.
Diketahui bahwa stimulator untuk motivasi adalah ‘partisipasi’ – mereka harus menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan.

5. Bagaimana mendelegasikan pekerjaan – menjelaskan ekspektasi
Anda, sebagai pemimpin tim, harus mendelegasikan tugas kepada orang yang tepat. Misalnya – jika Anda menetapkan kegiatan ini keras atau tidak menarik bagi seorang pemimpin (di alam) dalam tim Anda, jangan berharap untuk yang terbaik. Bagaimana Anda berharap dia untuk melihat sehingga bekerja memimpin dia untuk setiap pertumbuhan profesional yang signifikan? Pada saatnya, ia mulai menolak tugas.
Motivasi kerja tim dimulai dari hal-hal kecil.
Ketika Anda menghidupkan bekerja ke beberapa anggota tim Anda, Anda masih mempertahankan tingkat tertentu tanggung jawab. Menetapkan harapan yang jelas dan tanggung jawab untuk masing-masing anggota tim Anda. Jika hal-hal yang tidak dipahami dengan jelas, mereka tidak sadar mungkin kehilangan target, dan kemudian gagal karena tidak melakukan apa yang mereka tidak pernah benar-benar mengerti.

6. Bagaimana memotivasi tim Anda dengan insentif dan pengakuan?
Memberikan umpan balik positif bagi kerja sama tim yang baik.
Jika Anda tidak memberikan pengakuan atas pekerjaan yang dilakukan oleh anggota tim Anda, skenario mungkin adalah bahwa waktu berikutnya mereka tidak akan melakukan pekerjaan mereka seperti yang diharapkan. Mengapa? Karena jika kinerja yang baik mereka tidak dihargai, mereka akan berpikir, “Mengapa repot-repot? Tidak ada yang menghargai. ”
Namun, jangan membatasi diri Anda hanya untuk umpan balik positif . Jika mereka gagal untuk mencapai sesuatu, lakukan sebuah pembelajaran untuk memahami sebuah prosedur.
Sedangkan untuk insentif, perasaan bahwa Anda adalah memilik insentif . Ingat bahwa karyawan lain dan tim di perusahaan menonton kinerja tim Anda dan orang-orang ingin belajar dari /  keberhasilan team Anda.
Anda dapat menyajikan hasil yang jelas untuk tingkat kinerja yang tinggi dalam rangka mendorong motivasi tim.
Imbalan finansial tidak selalu jawaban terbaik untuk memotivasi tim. Bonus tidak selalu motivator karena Anda harus memikirkan tugas-tugas berikutnya – mereka akan mengharapkan tidak kurang dari insentif ini. Sebuah sederhana terima kasih atau hadiah kecil lebih dari cukup.

7. Dan – Lepaskan
Sementara Anda sebagai pemimpin tim harus menjelaskan harapan, pelatih dan aktivitas memantau, jangan berharap tim menerima tugas untuk melaksanakannya persis seperti yang Anda inginkan. Teamwork motivasi tidak dapat dicapai dengan kekerasan. Anda harus membiarkan pergi, memungkinkan mereka hak untuk melakukan pekerjaan dengan kemampuan mereka sendiri dan gaya. Anda tidak harus mengontrol setiap tugas dan setiap dari mereka – mereka pasti akan keberatan. Biarkan mereka menyuntikkan keunikan mereka dan bahkan menghargai keunikan mereka. Biarkan mereka tumbuh di kerja tim dan tugas dan Anda akan menemukan bahwa mereka melakukan pekerjaan, bahkan lebih baik daripada yang Anda bayangkan.

2 + 2 TIDAK SELALU 4

Para pendukung gagasan tim kerja seringkali  mengatakan bahwa salah satu alasan perusahaan-perusahaan bisnis harus diorganisir dalam bentuk tim-tim kerja ialah karena tim-tim kerja itu akan bias menciptakan sinergi yang positif. Dengan kata lain, output produktifita dari sebuah tim akan menjadi lebih besar dari pada jika para anggota individu bekerja secara sendirian karena semangat kerja tim akan mendorong upaya-upaya individu. Jadi 2 + 2 bisa saja sama dengan 5. Padahal kenyataannya ialah bahwa tim-tim kerja itu sering kali menciptakan sinergi yang negative. Ketika bekerja secara kolektif,para individu menghabiskan energy lebih kecil dibandingkan dengan bekerja secara individual, sehingga 2 + 2 bisa sama dengan 3! Mengapa hal ini bisa terjadi? Yakni karena apa yang disebut sebagai kemalasan kolektif (social loafing).

Pada akhir tahun 1920-an, seorang psikolog Jerman bernama Max Ringelmann membandingkan hasil-hasil kenerja yang dicapai oleh individu dan kelompok dalam sebuah tugas kerja tarik tambang. Dia berharap agar upaya kerja yang dikeluarkan oleh kelompok akan sama dengan jumlah dari upaya-upaya individu dalam kelompok tersebut. Sebagai missal, tiga orang yang secara bersama-sama menarik tambang besarnya akan sama dengan tiga kali upaya seorang individu dalam kelompok tersebut dan delapan orang akan mengeluarkan upaya sebesar delapan kali upaya individu. Namun, hasil penelitian Ringelmann justru tidak membenarkan dugaan-dugaan ini. Kelompok-kelompok kerja dengan tiga orang justru hanya mengerahkan upaya kerja sebesar dua setengah kali dari upay kerja rat-rata individu. Kelompok delapam orang mengerahkan upaya kerja malah kurang adari empat kali dari tingkat upaya kerja seorang individu.

Pengulangan atas penelitian Ringelmann dengan tugas kerja yang sama juga secara umum mendukung hasil temuan ini. Peningkatan jumlah kelompok berbanding terbalik dengan kinerja individual. Barang kali lebih baik bila dikatakan bahwa total produktivitas dari sebuah kelompok yang terdiri dari empat orang lebih besar daripada total produktivitas satu atau dua orang, namun produktivitas individual dari setiap anggota kelompok menurun.

Apak efek dari kemalasan social ini? Barang kali hal ini disebabkan oleh keyakinan bahwa orang-orang lain dalam kelompoknya tidak mendapatkan beban kerja seberat dia. Jika Anda melihat orang lain bermalas-malasan atau ogah-ogahan, maka Anda bisa merasakan Adil dengan cara menurunkan tingkat kerja Anda. Sebab yang lain ialah penyebaran tanggung jawab, karena hasil-hasil yang dicapai oleh kelompok-kelompok tidak bisa dilekatkan pada seorang individu dalam kelompok tersebut, maka relasi antara input seorang individu dengan output kelompok kerja menjadi tak jelas. Dalam situasi-situasi semacam itu, individu-individu bisa tergoda untuk menjadi “pemain bebas” dan menurunkan efisiensi ketika para individu berpandangan bahwa sumbangsih mereka tidak bisa diukur.

Apakah implikasi-implikasi dari kemalasan social terhadap perancangan tim-tim kerja ini? Ketika Anda menggunakan tim-tim kerja untuk meningkatkan semangat kerja atau untuk meningkatkan koordinasi. Anda harus juga menyediakan sarana-sarana untiuk menidentifikasi dan mengukur upaya-upaya kerja individual. Jika hal ini tidak dilakukan. Anda harus berhadapan dengan kemungkinan hilangnya produktifitas sebagai akibat tak adanya kepuasan kerja dari para karyawan.

Sumber: Ronald O’reilly, 2003. 63 Ways How to Boots Your Employes.Global Business review-USA

Preview Kerja Yang Realistis : Apa Yang Anda Lihat Adalah Apa Yang Anda Peroleh

Ingatlah kembali kemasa ketika Anda mengikuti sebuah interview kerja. Setelah sang interviewer selesai mengajukan pertanyaan-pertanyaannya, bagaimana cara dia menggambarkan pekerjaan dan perusahaannya? Kebanyakan manajer pada saat menjalankan interview kerja, hamper selalu terfokus pada aspek-aspek positif saja. Mereka membicarakan tentang tugas kerja yang emanrik, tentang kebersamaan di antara para rekan sekerja, tentang kesempatan untuk maju, tenatng banyaknya fasilitas-fasilitas dan semacamnya. Bahkan meskipun para manajer memang tahu tentang keburukan-keburukan pekerjaan itu dan perusahaan, dia dengan hati-hati menghindarkan topic itu. Mengapa harus membunuh ketertarikan seorang pelamar kerja yang bagus dengan membicarakam hal-hal yang negative?

Para manajer yang terfiokus pada hal-hal yang positif sebenarnya sedang melakukan kekeliruan. Mereka sedang menepatkan diri mereka sendiri dalam kemungkinan kecewa karena karyawan barunya dengan cepat dan mengejutkan mengundurkan diri. Semua waktu yang dihabiskan untuk mereview lamaran kerja para calon karyawan dan melaksanakan interview kerja menjadi terbuang sia-sia karena hanya setelah beberapa minggu atau beberapa bulan bekerja, karyawan baru itu dengan tergesa-gesa mengundurkan diri.

Apakah ada langkah cerdas yang diambil oleh seorang manajer untuk menghindari pengalaman negative ini? Jawabanya adalah ada: Yakni gunakan preview kerja yang realistis.

Para pereview kerja yang realistis memberikan kepada para pelamar baik informasi yang bagus maupun tidak bagus sebelum tawaran kerja diajukan. Ini berlawanan sekali dengan pereview kerja yang secara umum dijalankan oleh para manajer pada tahap interview – yakni secara berhati-hati memilih kata-kata untuk mendiskripsikan aspek-aspek positif dari pekerjaan baru dan perusahaan itu. Semua ini hanya akan menciptakan ekspektasi-ekspektasi palsu dalam diri karyawan. Tak ada pekerjaan atau perusahaan yang sempurna. Dan Anda hanya akan lebih cenderung bias mempertahankan rekrutmen baru Anda jika Anda bersikap jujur sejak awal.

Ketika informasi yang diterima seorang pelamar kerja sangat tidak lengkap, sejumlah hal yang berpotensi berdampak negative terhadap perusahaan bias terjadi. Yang pertama, para pelamar kerja sebanarnya tidak cocok – sehinga merasa tidak betah dengan pekerjaan itu dan dengan segera mengundurkan diri – cenderung terus saja mengikuti proses rekrutmen kerja. Yang kedua, ketiadaan informasi yang negative menciptakan ekspektasi-ekspektasi yang tidak realistis. Jika direkrut, karyawan baru itu akan cenderung menjadi cepat kecewa. Ini pada gilirannya akan menyebabkan rendahnya tingkat kepuasan kerja karyawan dan pengunduran diri cepat. Yang terakhir, para rekrutmen terhadap perusahaan manakala berhadapan langsung dengan hal-hal yang negative dalam pekerjaannya. Tak seorang pun yang suka ditipu atau disesatkan dalam proses rekrutmennya.

Sebuah pereview kerja yang realistis menyediakan antara informasi mengenai aspek positif dan negative secara seimbang dari suatu pekerjaan. Sebagai missal, selain komentar positif, para manajer bias memberitahu para calon karyawan bahwa dalam pekerjaan tersebut hanya sedikit waktu untuk bsa bercakap-cakap dengan para rekan sekerja selama jam kerja atau fluktuasi yang tak menentu dalam beban kerja bias menciptakan stress yang besar terhadap para karyawan selama jam-jam sibuk. Anousheh Ansari, kepala operasi pada Telecom Technologies, merupakan seorang pelopor preview kerja yang realistis, Dia mengatakan bahwa dia secara sengaja memberikan sebuah gambaran yang suram dan berusaha menakut-nakuti para calon karyawan selama proses interview. Sebagai missal, dia mengatakan bahwa mereka akan diminta bekerja di lapangan selama 10 dan 12 jan kerja,. “Beberapa orang langsung mengundurkan diri, namun mereka yang tetap bertahan akanmemiliki komitmen dan berkehendak untuk melakukan apa pun yang harus dikerjakannya.” Katanya.

Bukti yang ada menunjukkan bahwa para pelamar kerja yang mendapatkan sebuah review karja yang relistis memiliki ekspektasi-ekspektasi yang lebih rendah dan lebih realistis mengenai pekerjaan yang akan dilakukannya dan menjadi lebih siap untuk berhadapan dengan pekerjaan itu dengan semua elemen negatifnya. Hanya menyajikan aspek-aspek positif dari sebuah pekerjaan kepada seorang karyawn baru memang bias memikatnya untuk bekerja, namun ikatan hubungan yang memang bias memikatnya untuk bekerja, namun ikatan hubungan yang tercipta itu adalah ikatan kerja yang cepat Anda sesali.

Sumber: Ronald O’reilly, 2003. 63 Ways How to Boots Your Employes.Global Business review-USA

Penganggaran Perusahaan (Budgeting)

1. Pengertian Anggaran

Pengertian anggaran (budget) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, meliputi seluruh kegiatan perusahaan, dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang (Munandar, 1986).

2. Unsur yang melekat pada budget:
a. Rencana
Recana merupakan penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang dengan spesifikasi khusus, misalnya disusun secara sistematis mencakup seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (satuan) moneter.

Beberapa alasan diperlukannya “rencana” bagi perusahaan:
• adanya ketidakpastian di masa yang akan datang
• banyaknya alternatif di masa yang akan datang.
• rencana merupakan pedoman kerja perusahaan
• rencaa sebagai alat koordinasi kegiatan dari seluruh bagian yang ada di perusahaan.
• rencana sebagai alat pengawasan (control) terhadap pelaksanaan.

b. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan
Unsur ini bermakna bahwa budget mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian yang ada dalam perusahaan, (pemasaran, produksi, pembelanjaan, administrasi dan kegiatan yang berkaitan dengan sumberdaya manusia).

c. Dinyatakan dalan unit (satuan) moneter
Budget dinyatakan dalam satuan moneter yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam, yakni satuan ”rupiah”, mengingat satuan dari berbagai kegiatan pada dasarnya berbeda misalnya: untuk bahan mentah kilogram, tenaga kerja jam kerja per minggu dst.

d. Jangka waktu tertentu yang akan datang.
Unsur ini menyatakan bahwa budget berlaku untuk masa datang, hal ini berarti bahwa apa yang dimuat dalam budget adalah taksiran –taksitan (forecast) tentang apa yang akan terjadi serta apa yang akan dilakukan di waktu yang akan datang.

Berkaitan dengan jangka waktu, budget dikenal dengan :
• budget strategis
budget yang berlaku untuk jangka panjang/lebih dari 1 periode akuntansi/ 1 tahun.

• budget Taktis
budget yang berlaku untuk jangka pendek. Budget yang disusun untuk 1 periode akuntansi (setahun penuh) dinamakan budget Periodik (periodikal budget), sedangkan budget yang disusun untuk jangka waktu kurang dari satu periode akuntansi misalnya jangka tiga bulanan, dan sebagainya disebut sebagai budget bertahap (continous budget).
3. Faktor yang memengaruhi ketepatan penentuan jangka waktu berlakunya budget adalah:
• Luas pasar
• Posisi perusahaan dalam persaingan
• Jenis Produk yang dihasilkan (elastis dan in-elastis, umur selera konsumen)
• Tersedianya data dan informasi (berkatan dengan keakuraan budget).
• Keadaan perekonomian pada umumnya. (kasus krisis moneter).

4. Kegunaan budget:
a. sebagai pedoman kerja
b. sebagai alat pengkoordinasian kerja
c. sebagai alat pengawasan kerja/tolok ukur.

5. Faktor yang memengaruhi penyusunan budget:
a. Faktor interen
Yang dimaksud dengan faktor intern adalah data, informasi dan pengalaman yang terdapat di dalam perusahaan sendiri. Yang dapat berupa: Penjualan tahun –tahun lalu, kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual, kapasitas produksi dll).

b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern meliputi, data, informasi dan pengalaman yang terdapat di luar perusahaan, tetapi memiliki pengaruh terhadap kehidupan perusahaan.Yang dapat berupa keadaan persaingan, tingkat pertumbuhan penduduk, tingkat penghasilan masyarakat, pendidikan masyarakat, perekonomian nasional, berbagai kebijakan pemerintah dll.

6. Hubungan Peranggaran dengan Manajemen

Fungsi Manajemen adalah menyusun perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), koordinator (coordinating), dan pengawasan (controling) terhadap orang dan barang, untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. .

Berdasarkan pengertian sebelumnya (budget maupun manajemen), dapat disimpulkan bahwa budget sebagai alat bagi manajemen untuk membantu menjalankan fungsi-fungsinya. Namun demikian budget sebagai alat bagi manajemen memiliki kelemahan: yakni:
• Budget disusun berdasarkan taksiran-taksira.
• Budget disusun dari berbagai data baik yang controlabel dan non controlabel.
• Efeftivitas dan efisiensi budget tergantung dari manusia sebagai pelaksana.

7. Hubungan antara budget dengan Akuntansi
Akuntansi menyajikan data historis yang sangat bermanfaat untuk menghitung (menyiapkan) taksiran-taksiran yang akan dituangkan dalam budget, yang nantikan akan dijadikan sebagai pedoman kerja di waktu yang akan datang. Selanjutnya akutansi akan melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur tentang pelaksanaaan budget itu nantinya, dari hari ke hari, dengan demikian akuntansi dapat menyajikan data realisasi pelaksanaan budget secara lengkap.

Sehingga dengan membandingkan antara budget dan catatan akuntansi dapat diketahui apakah perusahaan telah melaksanaakan proses kerja secara efisien atau in-efisisen, efektif atau inefektif, dst, Oleh karena itu semua teknik pencatatan dan semua sistematika yang dipakai dalam akuntansi harus sama dan sejalan dengan teknik serta sistematika yang dipakai dalam budget.

8. Hubungan antara budget dengan statistika dan matematika

Berhubungan untuk pengolahan data (sebagai penunjang) baik saat penyusunan maupun realisasi dan penganalisaan realisasi budget. Sehingga dapat diketahui penyimpangan positif maupun negatif, sebagai bahan pertimbangan keputusan efisiensi budget.
9. Isi dan Prosedur Penyusunan Anggaran dan Faktor

Budget adalah hasil kerja (out-put) yang terutama berupa taksiran-taksiran yang akan dilaksanakan di waktu yang akan datang, yang dituangkan dalam suatu naskah tulisan yang disusun secara teratur dan sistematis.

10. Proses Kegiatan yang tercakup dalam Budgeting:
• Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun budget.
• Pengolahan dan penganalisaan data dan informasi tersebut untuk mengadakan taksiran-taksiran dalam rangka menyusun budget,
• Menyusun budget dan menyajikan secara teratur dan sistematis.
• Pengkoordinasian pelaksanaan budget
• Pengolahan dan penganalsisaan data tersebut untuk mengadakan interpretasi dan memperoleh kesimpulan, dalam rangka mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap kerja yang telah dilaksanakan serta menyusun kebijakan-kebijakan sebagai tindak lanjut (follow-up) dari kesimpulan-kesimpulan tersebut.

11. Tugas Penyusunan Budget
Tugas penyusunan budget merupakan tanggung jawab dari pimpinan tertinggi perusahaan. Namun demikian tugas penyusunan budget selanjutnya dapat didelegasikan kepada bagian yang terkait pada perusahaan (tergantung struktur perusahaan). Berikut ini beberapa bagian yang dapat memperoleh pendelagasia penyusunan budget:
a. bagian administrasi (bagi perusahaan kecil) , karena seluruh data aktivitas perusahaan baik produksi, pemasaran maupun yang lainnya terkumpul pada bagian ini.

b. panitia budget (bagi perusahaan besar), terdiri dari pimpinan dan wakil masing-masing bagian terkait.

Budget yang selesai disusun baik oleh bagian administrasi maupun panitia budget (tergantung organisasi perusahaan), disebut sebagai draft budget (rancangan budget), sedangkan apabila rancangan tersebut telah diserahkan,disetujui dan disahkan oleh pimpinan teritnggi perusahaan disebut sebagai Budget yang definitif.

12. Isi budget
Budget sudah sehusnya mencakup seluruh kegiatan perusahaan, sehingga fungsi budget benar-benar dapaaat berjalan. Budget yang menyeluruh tersebut di namakan budget Komprehensif (Comphrehensive Budget).

13. Isi dari Comphrehensive Budget, secara garis besar terdiri dari:
a. forecasting budget
b. variabel budget (berisis tentang tingkat perubahan biaya atau tingkat variabilitas)
c. analsisa statistika dan matematika pembantu
d. laporan budget (/budget report): merupakan laporan realisasi pelaksanaan budget yang dilengkapi dengan berbagai analisa perbandingan antara budget dengan relaisasinya, sehingga dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan maupun efisiensi-efisiensi yang terjadi, sehingga dapat dianalisis dan ditarik kesimpulan.

14. Anggaran Komprehensip dan Parsial
Anggaran komprehensip merupakan anggaran dengan ruang lingkup yang meyeluruh. Aktivitas yang tercakup dalam anggaran komprehensip mencakup seluruh aktivitas perusahaan baik dalam bidang pemasaran, produksi, keuangan dan administrasi.

Secara lengkap anggaran komprehensip terdiri dari:
• Substantif plan
Pada substantif plan berisi Tujuan umum perusahaan, tujuan khusus perusahaan, strategi perusahaan, asumsi-asumsi.

• Financial plan
 Anggaran jangka panjang : meliputi penjualan, biaya penjualan, modal, arus dana, dan kebutuhan tenaga kerja

 Anggaran tahunan
a. Anggaran operasional
1. Anggaran laba rugi
2. Anggaran pembantu laba rugi
• Anggaran penjualan
• Anggaran produksi
• Anggran biaya produksi
• Anggaran biaya penjualan

b. Anggaran keuangan
1. Anggaran neraca
2. Anggaran pembantu neraca
• Anggaran kas
• Anggaran piutang
• Anggaran persediaan
• Anggaran Perubahan aktiva tetap
• Anggaran utang
• Anggaran Penambahan modal
3. Anggaran variabel
4. Anggraan Statistik pembantu
5. Laporan Internal

Anggaran Parsial. Anggran parsial merupakan anggaran yang disusun dengan ruang lingkup yang terbatas atau dalam ruang lingkup yang sempit. Misalnya perusahaan hanya menyususn anggaran produksi saja, penjulan atau keuangan saja. Dalam anggaran parsial masing-masing bagian menyusun anggaran secara sendiri-sendiri, sehingga rencana tersebut disusun tidak terpadu, dibandingkan dengan anggaran komprehensip anggaran parsial lebih mudah disusun karena belum begitu kompleks.

15. Anggaran Pendekatan Sistem
Suatu sistem adalah kumpulan komponen yang saling berinteraksi atau saling bergantung, yang dikoordinie sedemikian rupa sehingga membentuk suatu kebulatan dan diorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu.

Sebagai suatu sistem budget terdiri dari :
• Inti sistem :
Inti sistem mencerminkan sasaran dari fungsi pemasaran, produksi, keuangan dan administrasi. Sebagai inti sistem anggaran mempunyai fungsi sebagai alat manajemen untuk merencanakan serta mengawasi kegiatan masing-masing fungsi tersebut

• Subsistem penunjang
Mencerminkan berbagai hal yang fungsinya diperlukan untuk membantu kelancaran bekerjanya inti sistem. Subsistem penunjang meliputi struktur organisasi, tertib administrasi, analisa data statistik internal dan analisa akuntansi dan angka-angka standar.

• Subsistem lingkungan
Subsistem lingkungan merupakan variabel yang terletak di luar perusahaan yang meliputi data dan analisis ekonomi, data dan analisis industri, data dan analisis produk serta struktur harga dan persaingan

(*dari berbagai sumber*)

PARA PENGIKUT YANG HEBAT AKAN MENCIPTAKAN PEMIMPIN YANG HEBAT

Seorang eksekutif pernah diberi pertanyaan: “Apa yang menjadikan seorang pemimpin hebat?” Jawabannya ialah: “Para pengikut yang hebat!” Meskipun dia sendiri adalah seorang yang pandai bicara, namun ada benarnya. Para pemimpin bisa menyelesaikan sesuatu melalui orang-orang lain. Dan tidak peduli apa pun yang dilakukan oleh para pemimpin, jika para pengikut tidak meresponnya, maka pemimpin itu akan gagal. Jadi, para pemimpin yang sukses memang harus memiliki para pengikut yang sukses pula.
Apakah ada tanda-tanda yang harus Anda temukan dalam diri para karyawan yang menunjukkan kecenderungan mereka akan menjadi pengikut yang baik? Ya!
Mereka menangani dirinya sendiri dengan baik.
Para pengikut yang efektif bisa berfikir sendiri. Mereka bisa bekerja secara mandiri tanpa harus diawasi langsung.
Mereka memiliki komitmen atas sebuah tujuan selain tujuan pribadinya sendiri.
Para pengikut yang efektif memiliki komitmen atas sesuatu, entah itu sebuah produk, sebuah tim kerja, sebuah perusahaan ataupun sebuah ide, selain dari apa-apa mengenai kehidupan mereka sendiri. Banyak orang yang bekerja dengan rekan kerja secara emosional maupun secara fisik berkomitmen terhadap pekerjaan mereka.
Mereka membangun kompetensi mereka sendiri dan memfokuskan upaya-upaya kerjanya demi hasil yang maksimal.

Mereka membangun kompetensi mereka sendiri dan memfokuskan upaya-upaya kerjanya demi hasil yang maksimal.

Para pengikut yang efektif menguasai kecakapan-kecakapan yang akan berguna bagi perusahaannya dan mereka akan mencapai standar-standar kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan apa-apa yang dituntut oleh kelompok kerja mereka.
Mereka bersifat pemberani, jujur dan kredibel.
Para pengikut yang efektif membangun dirinya sendiri sebagai para pemikir yang mandiri dan kritis yang pengetahuan dan penilaiaannya bisa dipercaya. Mereka akan memegang standar-standar etika yang tinggi, memberikan penghargaan kepada mereka yang berhak dan tidak takut mengakui kekeliruan-kekeliruannya sendiri.

Sumber: RONALD O’Reilly.2004.63 “Ways How to Boost Your Employees”

Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Drs.S.Munawir
Laporan Keuangan adalah hasil dari proses Akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Menurut Drs.Djarwanto.P.S
Laporan Keuangan adalah hasil dari proses Akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.

Menurut Myer, Financial Statement Analysis
Laporan Keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba.

Menurut SAK
Laporan Keuangan adalah merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan ( yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana ), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Menurut Drs.Dwi Prastowo.D, M.M, Akt
Laporan Keuangan adalah merupakan obyek dari analisis terhadap laporan keuangan. Oleh karena itu, memahami latar belakang penyusunan dan penyajian laporan keuangan merupakan langkah yang sangat penting sebelum menganalisis laporan keuangan itu sendiri.

Menurut Drs.Djarwanto P.S

Analisis Laporan Keuangan adalah merupakan suatu proses analisis terhadap laporan keuangan, dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sehingga kualitas keputusan yang diambil akan menjadi lebih baik.

Menurut Dwi Prastowo D, M.M, Akt
Analisis Laporan Keuangan adalah suatu proses membedah-bedah laporan keuangan ke dalam komponen-komponen nya. Penelaahan mendalam terhadap masing-masing komponen dan hubungan diantara komponen-komponen tersebut akan menghasilkan pemahaman menyeluruh atas laporan keuangan itu sendiri.

Menurut Leopold A.Bernstein
Financial statement Analysis is the judgemental process that aims to evaluate the current and past financial positions and results of operation of an enterprise with primary objective of determining the best possible estimates and predictions about future conditions and performance.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia
Analisis Laporan Keuangan adalah analisis terhadap neraca dan perhitungan rugi laba serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampiran nya untuk mengetahui gambaran tentang posisi keuangan dan perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Drs.Djarwanto PS
Analisis Laporan Keuangan adalah analisis terhadap hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan yang digunakan untuk kepentingan perusahaan yang bersangkutan.